Minggu, 23 Agustus 2009

bidadari

Andai aku bisa menulis puisi, kan kurangkai buaian surga untukmu. Jika ada hasrat ini untuk berpuisi, pasti hanya rona cantik wajahmu menuntun ujung penaku. Bila tak lagi bisa aku merenda larik puisi, kuberharap seuntai mimpi atas dirimu. Dan kini, semua sirna dalam sayup-sayup lemah khayalku. Bidadari, adakah kau tahu?