Minggu, 23 November 2008

puisi bu lurah

Sahabat

Kau adalah cermin
Yang kucari saat bersolek
Kau adalah bantal
Yang kuburu saat tidur
Kau adalah suara
Yang kudengar saat bimbang
Kau adalah kata
Yang ku rangkai dalam tiap bait sajakku



Bila

Bila kau tak bisa menjadi cemara dibukit
Jadilah belukar indah ditepi parit
Bila kau tak bisa menjadi belukar
Jadilah parit yang membuat jalan semarak
Bila kau tak bisa menjadi gurami
Jadilah teri yang indah ditambak
Bila kau tak bisa menjadi komandan yang baik
Jadilah prajurit yang tangguh

Adalah kebaikan pada diri kamu,
Bukan kecantikan … ketampanan
Yang menentukan kemenangan dalam cinta

Bila aku adalah sebuah pohon
Kamu adalah seekor burung betina
Yang akan bernaung dirantingku
Bila aku adalah seorang pelukis
Kamu adalah objek dari lukisanku
Bila aku adalah seorang penyair
Kamu adalah syair-syair yang kutulis
Bila aku adalah sebuah rumah
Kamu adalah atap rumah
Yang selalu melindungiku
Bila aku adalah seorang pemimpi
Kamulah yang selalu aku impikan



J I K A

Jika kau adalah lautan, maka engkaulah yang terdalam
Jika kau adalah gunung, maka engkaulah yang tertinggi
Jika engkau adalah bintang, maka engkaulah sinarnya yang paling terang
Jika kau adalah madu, maka engkaulah yang termanis
Jika kau adalah lilin, maka engkaulah lilin yang takkan pernah padam untuk menerangi dunia
Jika kau adalah intan, maka engkaulah yang paling berkilau
Jika kau adalah hujan, maka engkaulah yang terlebat
Dan, …
Jika engkau adalah seorang raja, maka engkaulah akan selalu bertahta dihatiku, selamanya, selama dan selama – selamanya ……

4 Komentar:

Pada 23 November 2008 pukul 20.52 , Blogger Resi Bisma Jateng mengatakan...

buat temen-temen pemandu, special teman inser-2 maafin semua kesalahan i ya. begitulah aku. kata pak lurah aku kemayu. padal pancen ayu ya...., ya Allah narsis banget. buat semua aja. kenangan indah nonton Laskar Pelangi bareng-bareng sungguh menjadi momen tak terlupakan. Sahabat i love you all. terima kasih ya Allah atas anugerah terindah " persahabatan".Dah dulu ya..... salam sayang, manis, kuangen... kapan reuninya????

 
Pada 14 Januari 2009 pukul 21.25 , Anonymous Anonim mengatakan...

aku ya bisa nulis puisi nich contohnya :

Tengah Malam

Bulan merah
Pecah

Tiga Perawan
Tak kuasa tertawa

Orang-orang ramai-ramai
memakan pecahan-pecahan bulan
Manis dan melelahkan

Tiga bocah main gobak sodor
Resah dan memilukan

Malam menjadi merah bara
Meski
Pelangi membungkus sepi


Bahar

 
Pada 15 Januari 2009 pukul 18.34 , Blogger KERE MANJA, KELOMPOK REMAJA YANG SELALU BERKREASI DAN BERINOVASI mengatakan...

memang kemayu kok, tapi memang harus kemayu, kalau nggak kemayu nggak jadi bu Lurah.

saya juga urun puisi boleh khan.

Selembar Kertas
dada ini
Selembar kerta
Polos tak bernoda
Nilai putih tak bersih lagi
Kusam penuh noda hitam

Lari
Gerak tanganku
Buat coretan satu
hingga putih mengelam
tertutup hitam

kucoba hapus
dalam lembaran
dengan karet ikatan
helai kertas tambah kusam

 
Pada 2 Februari 2009 pukul 19.09 , Anonymous Anonim mengatakan...

puisinya absurd, gelap, pengikut chairil ya. tapi bagus juga. i susah memahami. puisi memang bukan untuk dipahami kali ya. tapi dirasakan, dinikmati. Teruslah menulis apa yang kau kerjakan n kerjakan apa yang telah kau tuliskan. Dengan begitu kita lebih mengenal diri kita. kata orang sih siapa yang telah mengenal dirinya sendiri berarti dia juga mengenal Tuhannya.

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda